Sekarang saya sudah merasai bagaimana terkurung di dalam pejabat, menyiapkan kerja-kerja dan bersepi. Penyaman udara ditutup, lampu masih terpasang dan cuma diri sendiri, mundar-mandir, duduk semula, mengetik-ngetik papankekunci, memeriksa laman henfon. Sekarang saya mengerti, kesepian yang menjenguk dari celah apitan kubikel saya dan kamu, detak dan hentak kaki dari tingkat atas persis pecahan batu-batan oleh jentolak yang saya lihat sewaktu kanak-kanak dahulu. Apakah deru angin tengkujuh ditahan dada bangunan dan air mata langit meleleh cuma di buta kaca hitam?
Comments
Post a Comment