Buang cahaya, tutup lubang, tangkap semua bunyi. Padamkan lampu, tutup rapat telinga. Buang. Buang. Lari. Aku lari dengan laju, pecut, sampai termengah dan sekahdada. Hapus airmata, gigit kudrat yang ada. Dalam panjang derita aku masih teraba-raba juga.
*
Lebih kurang dua minggu lepas, waktu pagi, kegelisahan tiba tiba memuncak teruk di dada aku. Hanay satu sebab -- ada dua brader berborak di luar, antara dengar tak dnegar, suara tinggi rendah, semacam berbisik. Saya tak senang duduk, jantung kian mengencang.
*
Love is so short, forgetting is so long. Dengan mudah, sekelip mata, aku dihantukan setelah kenal buat beberapa ketika dan seakam nampak sinar cahaya. Antara peristiwa pedih yang terjadi pada tahun ini.
*
Tapi dalam kegagalan pun saya seharusnya berusaha menyerap keindahannya, supaya langkah demi langkah melewati putaran dunia ini tak tergoncang.
*
Apakah yang patut saya rasai dari semua ini? Saya tidak berada di tempat yang mutlak. Terumbang-ambing kapal-kapal dalam diri ini. Ke mana arah? Di mana nakhoda?
*
Hanya kekosongan.
*
Apakah yang menarik selepas kematian? Di sana, dapatkah lagi saya melihat mestika hati pengrang jantung, terawang-awang di tempat kerjanya?
*
Selalu datang rasa tidak selesa. Sangat tidak selesa. Serba tak kena. Tetapi apa dia? Ketidakselesaan dengan ketidakselesaan yang sedia ada. Sesuatu-- barangkali tinggalan2 perasaan yang tidak menjadi, sumpahan-sumpahan perindu yang tidak kulayani dan ingatan-ingatan kesayangan saya, haiwan2 piraan dari barzakh sana.
*
Selalu ada suara. Milik siapa? Keluarlah? Sudah kusumbat telinga, masih ada bisik-bisik. Seakan ada yang memerhati dari jauh dengan mata nan tajam, merenung jauh kedasar jiwa saya yang tidak luasa pun, hanya kecil. Apa yang kan kau dapat, wahai makhluk tanpa nama?
*
Mimpiku bagai bertapa ribuan tahun, jarak mentari & bumi, perulangan sisipus dan singa mati meninggalkan belang. Tapi saat terbangun, mengapa hanya kedukaan bersisa?
*
Faust mengeluh dalam dadanya ada dua jiwa. Sedangkan dalam dadaku ada keramaian bertengkar tanpa hujung, seperti kecamuk debat parlimen - von Bismarck
Comments
Post a Comment